Rabu, 09 Desember 2015

MANUSIA DAN KEADILAN



Nama : Alan Kurniawan
Kelas : 1EA25
NPM   : 10215444

ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN KEADILAN

MAKNA KEADILAN
        Manusia sebagai makhluk tuhanadalah makhluk  tertinggi yang memiliki gejala-gejala istimewa yang hanya terdapat pada manusia saja, dan tidak terdapat pada benda mati ataupun benda hidup seperti pada hewan ataupun tumbuh-tumbuhan . gejala –gejala istimewa itu bias kita golonngkan menjadi 3 jenis yang disebut akal, rasa dan kehendak akal. Rasa dan kehendak ini menyatu dalam diri manusia yang  terdiri atas manunggalnya jiwa dan raga yang kemudian menjadikan sumber-sumber kemampuan, kecerdasan ataupun kecakapan manusia dalam mengatur hidupnya. Manusia berpikir untuk memenuhi hasrat memperoleh pengetahuan, untuk mencapai kebenaran dan kenyataan, berusaha untuk memenuhi hasrat memperoleh seni dalam arti luas, untuk mencapai keindahan, kehendak untuk memenuhi hasrat memperoleh hal-hal yang baik dan kebaikan. Semuanya ini menjadi sumber kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniahnya dan sumber kemampuan inilah yang menjadikan manusia sebagai pencipta yang kedua sesudah tuhan.

Pengusaha                          : Bagi mereka menanamkan adil, apabila keuntungan terbesar jatuh pada pihak pedagang.
Buruh                                   : Bagi buruh menganggap adil apabila upah dibayar pada waktunya dan keuntungan perusahaan juga juga dibagi wajar pada kaum buruh.                                                                                                      
Golongan demokrat        : Menganggap adil apabila kepentingan rakyat selalu diutamakan.
Golongan komunis          : menganggap adil sekiranya hak milik perseorangan ditiadakan.

KEJUJURAN DAN KEBENARAN
            Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hokum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti  bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak.sikap, jujur perlu dipelajari setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abad, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.

KECURANGAN
            Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
            Curang atau kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah ingin  berniat curang dengan maksut memperoleh keuntungan  tanpa bertenaga dan berusaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dangan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan disini adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.

PEMULIHAN NAMA BAIK
            Nama baik merupakan salah satu tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga di sekitarnya adalah seuatu kebanggan batin yang tidak ternilai harganya.
            Ada peribahasa berbunyi : “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang’, artinya orang lebih baik mati daripada malu. Betapa  besar nama baik itu sehingga nyawa menjadi nyawa taruhannya.setiap orang tua berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu”.

PEMBALASAN
            Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
            Sebagai contoh, A memberikan makanan kepada B. Di lain kesempatan B memberikan minuman kepada A. perbuatan tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini merupakan pembalasan.
            A memberikan baju kepada B pada hari ulang tahunnya. Padahari ulang tahun A, B memberikan tas sekolah kepada A. kedua perbuatan ini adalah perbuatan yang seimbang.



Sumber :

Joko Tri Prasetya, Drs., Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta 2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar